Selasa, 05 Juni 2012

sistim pengisian

teknik otomotif


SISTEM PENGISIAN


URAIAN
Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-komponen listrik pada mobil tersebut seperti motor starter, lampu-
lampu besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas baterai sangatlah
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus
menerus.
Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen-komponen
listrik.Untuk itu pada mobil diperlukan siatem pengisian yang akan memproduksi
listrik agar baterai selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk menngsi
kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya
pada saat mesin dihidupkan.
Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-
balik yang lebih baik dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam hal
tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya.
Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang
dihasilkan oleh alternator harus disaerahkan menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan.


ALTERNATOR
Fungsi alternator

Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari
mesin tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik
bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor
untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.


Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :
a. Puli (pulley) d. Startor coil
b. Kipas (fan) e. Rectifier (silicon diode)
c. Rotor coil

a. Pull (pully)

Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.

b. Kipas (fan)

Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada
alternator.

c. Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan.
Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.


Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan
kipas, sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring.

d. Stator

Pada ganbar diatas terlihat ganbar konstruksi dan stator coil.Kumparan stator
adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu
ujung-ujungnya dijadikan satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori
gambar konstruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bgian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal “N”.
Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga
phase.

e. Rectifier (Diode)

Pada gambar diatas memperlihatkan konstruksi dan hubungan antara stator coil
dengan diode. Ketiga ujung dari stator dihubingkan dengan kedua macam diode.
Pada model yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+)
dan diode negative (-). Bagian positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar
daripada yang negative (-). Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaan lainnya
yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negative.
Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus
balik dari baterai ke alternator.

REGULATOR
Uraian
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya. Karena hasil listrik
alternator tergantung daripada kecepatan putaran motor. Makkin cepat putarannya
makin besar hasilnya demikian juga sebaliknya.
Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan adalah magnet
listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor
coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun
akan terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik
yang masuk ke rotor coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil
sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) menurut
harga yang telah ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain daripada
itu regulator juga berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu
tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan
arus listrik.
Gambar diatas memeperlihatkan fungsi dari regulator, alternator dan baterai.
Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterai saja untuk
mengatasi kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja
memberi tanda pada pengemudi (lampu CHG).
Ada dua tipe regulator yaitu tipe point (point type) dan tipe tanpa point (pointless
type). Tipe tanpa point juga biasa disebut IC regulator karena terdiri dari
intergrated circuit.
Adapun cirri-ciri IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator adalah sebagai
berikut :
a) Ukuran kecil dan output-nya tinggi
b) Tidak diperlukan penyetelan voltage (tegangan)
c) Mempunyai silet konpensasi temperature untuk control tegangan yang dimiliki
untuk pengisisan baterai dan suplai ke lampu-lampu.
Apikasi dalam Sistem Pengisian (Charging System)
Gambar diatas menunjukan sirkuit/ranngkaian dari system pengisian yang
memakai regulator dua titik kontak. Kebutuhan tenaga untuk menghasilkan
medan magnet (magnetic flux) pada rotor alternator disuplai dari terminal F.
Arus ini diatur dalam arti ditambah atau dikurangi oleh regulator sesuai dengan
tegangan terminal B. Listrik dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai dari
terminal B, dan dipakai untuk mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada
lampu-lampu besar (head llights), wipers, radio, dan lain-lain dalam
penambahan untuk mengisi kembali baterai. Lampu pengisian akan menyala,
bila altenator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal.Hal tersebut terjadi
apabila tegangan dari teminal N alternator kurang dari jumlah yang ditentukan.

Seperti telah ditunjukan oleh gambar diatas, bila sekering terminal IG putus,
listrik tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak membangkitkan
listrik.Walaupun
sekering CHG putus alternator akan berfungsi.Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan bantuan sirkuit pengisian sebagai berikut.
CARA KERJA
Pada saat kunci kontak ON dan mesin mati
Bila kinci kontak diputar ke posisi ON , arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil.Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke
lampu pengisisan (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut :

a. Arus yang ke field coil
Terminal(+)baterai→fusible link→kunci kontak (IG switch)→sekering→terminal IG
regulator→point PL→point PL→terminal F regulator→terminal F
alternator→brush→slip ring→rotor coiil→slip ring→brush→terminal E
alternator→massa→bodi.
Aibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini
disebut araus medan (field current).

b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) baterai→fusibler link→sakjelar kunci kontak IG (IG switch)
sekering→lampu CHG→terminal L regulator→titik kontak P→titik kontak
P→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.

CARA KERJA
Mesin dari kecepatan rendah ke kecepatan sedang.
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan/voltage dibangkitkan dalam
stator coil, dan tegangan netral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu
charge jadi mati.Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada
voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan
disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada
voltage regulator.
Demikianlah, salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus
resistor R, tergantung pada keadaaan titik kontak PL.
Catatan :
Bila gerakan P dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P, maka
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama.
Sehingga pada aris tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk
jelasnya aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut :
a. Tegangan Netral
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage
relay→terminal E reguilator→massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P dari P dan selanjutnya P akan bersatu dengan P. Dengan
demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
b. Tegangan yang keluar (output Voltage)
Terminal B alternator→trminal B regulator→titik kontak P→titik kontak P→magnet
coil dari voltage regulator→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL.
Dalam hal ini PL akan tertarik dari PL sehingga pada kecepatan sedang PL akan
mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas).

c. Arus yang ke field
Termional B alternator→IG switch→Fuse→terminal IG regulator→Point PL→Point
PL→Reristor R→Terminal F regulator→Terminal F alternator→Rotor
coil→terminal E alternator→massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bias melalui dua
saluran.

→Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL dari PL,
maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R.Akibatnya arus akan kecil dan
kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun kecil (berkurang).

d. Out Put current
Terminal B alternator →baterai dan beban→massa bodi.

Mesin dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi
Bila putaran mesin bertambah , voltage yang dihasilkan oleh kumparan stato naik,
dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan daya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir
terputus-putus (intermittently).Dengan kata lain , gerakan titik kontak PL dari
voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL .
Catatan :
Bial gerakan titik kontak PL pada regulator berhubungan dengan titik kontak
PL,field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga point dari voltage relay tidak
akan terpisah dari point P,sebab tegangan netral terpelihara dalam sisa flux dari
rotor. Aliran arusnya adalah senagai berikut :

a. Voltage Netral (Tegangan Netral)
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage
relay→terminal E regulator→massa bodi.
Arus ini juga sering disebut netral voltage.


b. Out Put Voltage
Terminal B alternator→terminal B regulator→point P→point P→magnet coil dari N
regulatorterminal E regulator.
Inilah yang disebut dengan Output voltage.

c. tidak ada arus ke Field Current
Terminal B alternator →IG switch→fuse→terminal IG regulator→reristor
R→Terminal F regulator→terminal F alternator→rotor coil→atau→point PL→Point
P→ground (NO.F.C)→Terminal E alternator→massa (F Current).
Bila arus resistor R→mengalir teminal Fregulator→rotor coil→massa, akibatnya
arua yang ke rotor ada, tapi kalau PL-maka arus mengalir ke massa sehingga
yang ke rotor coil tidak ada.

d. Out Put Current
Terminal B alternator→baterai/load→massa. 

GAMBARAN UMUM
Generator dan system pengisian untuk kendaraan terdiri dari Generator dan Voltage regulator . bersama –sama mensuplay tenaga listrik ke semua peralatan listrik. Generator listrik mengeluarkan tenaga listrik AC dengan memanfaatkan putaran tenaga mesin kemudian di ubah menjadi tenaga listrik DC sebelum di suplay ke battery dan peralatan listrik lainnya.


Gbr 1-1.


Regulator adalah komponen yang menjaga tegangan generator serta menetapkan kontinuitas suplay pada saat putaran mesin tinggi atau rendah. Beban kelistrikan pada mobil dari tahun ke tahun naik,sesuai dengan perkembangan dari system pengaman dan kenyamanan yang tentunya membutuhkan lebih banyak tenaga listrik. Altenator adalah generator listrik 3 phase yang di lengkapi dengan rectifier untuk mensuplay tenaga listrik DC dan biasanya terdiri dari generator 3 phase dan rectifier.
Dengan adanya permintaan yang meningkat terhadap kebutuhan tenaga listrik yang semakin besar ,dan perhitungan berat kendaraan ,maka di buatlah small altenator tetapi dengan output arus yang lebih besar bila di bandingkan altenator biasa. Untuk menyesuaikan dengan permintaan maka altenator di lengkapi dengan Dioda pada titik netral (N) dan IC R egulator.Saat sekarang altenator sudah di pakai secara luas .Dan untuk mengimbangi perkembangan altenator ,regulator juga di buat dengan ukuran kecil.
Alternator yang di produksi Nippondenso di klasifikasikan menurut kelompok di bawah ini, tergantung dari bentuk ,perlengkapan dan kelebihan –kelebihannya ;
1. Alternator standar
2. Alternator dengan pompa vakum.
3. Alternator dengan IC Regulator
4. Small Alternator dengan IC regulator.
5. Brushless alternator. ( Alternator tanpa sikat arang )

Gbr 1-2
1. ALTERNATOR STANDAR
Alternator di gerakkan oleh mesin melalui V-belt dan puly crankshaft . puly crankshaft di hubungkan dengan rotor alternator . pada saat rotor berputar ,timbul tegangan pada stator. Alternator standar biasanya di lengkapi dengan regulator ( tipe kontak point )

Gbr 1-3


2. ALTERNATOR DENGAN POMPA VAKUM.

Alternator di lengkapi dengan pompa vakum yang menghasilkan kevakuman yang di butuhkan untuk mengaktifkan sitem servorem. Pada gbr 1-4 ,terlihat bahwa pompa vakum di pasang pada bagian belakang alternator ( berlawanan dengan tempat puli ) di mana perpanjangan poros dari alternator di hubungkan dengan rotor pompa vakum.

Gbr 1-4


3. Pada Alternator tipe ini di gunakan sebuah IC Regulator.ada 2 cara pemasangan IC Regulator yaitu ;
 Built-in ( di pasang di dalam alternator )
 Add-on ( di pasang pada bagian luar alternator )


Alternator jenis ini mempunyai keunggulan di bandingkan dengan alternator dengan regulator tipe kontak point, yaitu dapat mengalirkan arus medan yang lebih besar.

Gbr 1-5


Referensi
Tabel berikut ini memperlihatkan hubungan antara diameter luar stator dengan output untuk alternator standard an alternator dengan IC regulator.

Diameter luar stator                     OUTPUT
  Φ 118                                            12 Volt 15 ~ 40 A
  Φ 124                                            12 Volt 40 ~ 50 A
  Φ 132                                            12 Volt 50 ~ 65 A
                                                         24 Volt 15 ~ 30 A
 Φ 155                                             12 Volt 70 ~ 80 A
                                                         24 Volt 30 ~ 40 A


  GBR 1-6


4. SMALL ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR.
Di bandingkan dengan alternator standar,celah udara pada small alternator lebih kecil dan sirkuit kemagnetan dari inti kutup ( pole core ) di modifikasi untuk meningkatkan jumlah flux magnet efektif dan mengurangi berat alternator.Alternator jenis ini lebih ringan 26 % dan lebih kecil 17 % dari alternator standar.

Referensi
Tabel berikut ini memperlihatkan hubungan antara diameter luar stator dan output dari small alternator .

Diameter luar stator                    OUTPUT
  Φ 118                                           12 Volt 40 ~ 50 A
 Φ 118                                            12 Volt 50 ~ 60 A
 Φ 118                                            12 Volt 60 ~ 70 A


  Gbr 1-7

5. BRUSHLESS ALTERNATOR ( Alternator tanpa sikat arang )
Alternator jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dan biasanya di gunakan pada sepeda motor dan mesin –mesin kontruksi.

Gbr 1-8


Kelebihan – kelebihannya ;
o Tahan getaran
o Bebas dari gangguan yang di sebabkan oleh lumpur ,air dan olie.
o Mudah perawatannya. 



 Gambaran  umum
Kontruksi  dasar  alternator  standar    dapat di lihat pada gbr 2-1
Puli alternator di satukan dengan rotor dan di putar oleh poros engkol melalui perantara  V-Belt . Arus yang di bangkitkan pada stator kumparan  adalah arus DC . Arus ini di rubah menjadi arus  DC oleh penyearah ( rectifier )

 








Bagian – bagian Alternator

ROTOR

Rotor berfungsi untuk  MEMBANGKITKAN MEDAN MAGNET . Rotor berputar bersama poros . karena gerakannya ,maka di sebut alternator dengan medan magnet berputar . Rotor terdiri dari  ; inti kutup  ( pole core ) ,kumparan medan ,slip ring ,poros dan lain lainnya.  Inti kutup berbentuk seperti cakar dan di dalamnya terdapat kumparan medan
  gbr 2-2.











Padasaat arus mengalir melalui kumparan medan, satu sisi dari inti kutup akan menjadi kutup  U dan yang lain menjadi kutup S . jadi pada sistem kutup cakar ini , kedua kutup  dimagnetisasi oleh satu kumparan medan. Pada gbr 2-3 terlihat bahwa  flux magnet pada bagian dalam kutup bergerak sejajar poros lalu secara radial bergerak  ke sisi sisi kutup, kemudian masuk ke stator.

 










Cover alternator di buat dari bahan bahan non magnetis seperti  alumunium. Bila cover di buat dari material yang mengandung besi ( ferrous ) , maka pada saat flux magnet bergerak secara radial melalui sisi kutup, sebagian dari flux ini akan mengalir  ke cover dan mengurangi flux yang melalui cakar.

Dua buah slip ring di pasang pada salah satu sisi dari rotor untuk mensuplay arus  eksitasi ke rotor . slip ring  ini di buat dari material seperti  ; tembaga , perunggu  stainless steel, dan lain lain, serta di lapisi dengan bahan insulator. Arus eksitasi  mengalir ke slip ring melalui brush ( sikat arang ).


STATOR

Stator terdiri dari  stator core ( inti) dan kumparan stator dan di letakkan pada frame depan dan belakang . Stator core di buat dari  beberapa lapis plat besi tipis dan mempunyai alur pada bagian dalamnya untuk menempatkan kumparan stator.

Gbr 2-4.

 










Stator core ini akan mengalirkan flux magnet ynag di suplay oleh inti rotor sedemikian rupa  sehingga flux magnet akan menghasilkan efek yang maksimum pada saat melalui kumparan stator. Jumlah alur ini berbeda –beda menurut jumlah kutup magnet dan kumparan . ada 3 kumparan stator yang terpisah pada stator core. Hubungan pada kumparan stator bisa Y atau ∆ .  tapi hubungan Y adalah yang paling popular saat ini.

Gbr 2-5

 













Refrensi

Auxiliary coil ( kumparan tambahan )

Untuk meningkatkan output ,beberapa alternator di lengkapi kumparan tambahan pada stator . ada juga beberapa alternator yang mempunyai  7 atau 8 terminal

Gbr 2-6

 









PULI

Puli yang di gunakan adalah puli V atau V ribbetd.  Ratio puli  ( perbandingan antara diameter puli mesin dan alternator ) biasanya berkisar antara  1,8 ;2,2.  Kelebihan puli  V ribbed  adalah dapat di gunakan untuk ratio puli yang lebih besar.

Gbr 2-7











END  FRAME

Pada end frame terdapat stator dan rotor ,  Pada end frame terdapat lubang –lubang untuk mengalirkan udara pendingin . pada rear end frame terdapat diode, brush ( sikat arang ) dan terminal output. Aliran udaranya dapat di lihat pada
gbr  ;2-8

 










RECTIFIER

Rectifier terdiri dari 6 atau 8 dioda . diode hanya dapat di aliri arus listrik secara satu arah saja. Prinsip inilah yang di gunakan untuk merubah arus  AC  yang di bangkitkan di kumparan stator menjadi arus DC. Rectifier mempunyai sisi  (+) dan (-). Selain itu ,ada rectifier dengan 6 dioda yang di pasang pada piringan secara kompak yang mudah melepas.

Gbr  2-9

 










Panas ( Head radiating plate )

Dioda di pasang pada holder  fins.sisi-sisi  plus dan minus diode di hubungkan seperti pada gbr  2-10.  Rectifier pada gbr  2-10 ini mempunyai 8 dioda dan di gunakan untuk  alternator dengan diode titik netral.

 









 Alternator  Dengan Dioda titik netral

Untuk meningkatkan  output alternator ada beberapa metode  ;

1  Memperbesar ukuran

2  Rubah hubungan ke Y

Menambahkan 2 buah dioda titik netral


Penambahan 2 buah dioda titik netral akan meningkatkan output sebesar 10 : 15% .Seperti di ketahui ,tegangan rata –rata dari titik netral  adalah ½ output DC  ( tegangan antara  B dan E pada gbr. 2-12. Dan tegangan in 

  Gbr 2-11

 










Di gunakan untuk mengaktifkan  relay lampu CHG dan relay kumparan rotor  ( medan ).

Pada saat arus output mengalir melalui alternator ,tegangan pada titik  netral bukan hanya DC , tapi juga AC  ( gbr. 2-12.)  Tegangan AC timbul pada titik netral sebagai hasil dari  tegangan harmonik ketiga  yang di induksikan pada tiap phase oleh aliran arus output dan tepat pada phase yang sama.

Gbr 2-12

 










Pada saat putaran alternator melebihi  2.000 -3.000 rpm,nilai maksimumnya akan melebihi output dari tegangan DC  di atur pada nilai yang konstan. Jadi pada saat tegangan pada titik netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan pada terminal output  .  arus akan mengalir melalui dioda  yang di pasang  antara titik netral serta terminal  output dan akan meningkatkan arus output.

Gbr 2-13

 










Di bandingkan dengan karakteristik output alternator tanpa dioda titik netral , output akan meningkat  dan pada putaran  5.000 rpm. Output akan mencapai  50A yang berarti melebihi output normal sebesar 45A . (2-15) . ini berarti peningkatan output sebesar  11 – 12 %.

Gbr 2-14

 










Dioda yang di gunakan untuk titik netral ini sama dengan dioda yang di gunakan untuk output (3 pada sisi +  dan 3 pada sisi -).dan di pasang pada holder fin seperti terlihat pada gbr 2-10.

Gbr2-15

 









Dengan pemasangan seperti ini ,radiasi panas dari dioda dapat di lepaskan dengan sempurna .perbedaan temperatur antara alternator  biasa dengan alternator yang menggunakan dioda titik netral  tidak terlalu jauh . ini di sebabkan karena tenaga yang di ambil melalui diode titik netral hanya bila hanya putarannya relative tinggi ( 2.000 -3.000 )
SMALL ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

Small alternator dengan IC regulator adalah  alternator yang mempunyai  bentuk lebih kecil dan ringan di bandingkan alternator standar.  ( smallalternator ini lebih ringan  26%  dan lebih kecil 17% ) 
                                                      

- Lebih ringan dan kecil

Perbaikan medan magnet dengan mengurangi gap udara ,bentuk rotor yang di modifikasi meningkatkan medan magnet yang lebih efektif. Selain itu beratnya berkurang karena menggunakan bahan bahan yang lebih ringan
.

-Penyatuan fan dan rotorPutaran Small alternator jauh lebih cepat dari alternator standar fan yang biasanya terdapat di luar di pindahkan ke dalam alternator dan di satukan dengan rotor , Pendinginan dan keamanan lebih di tingkatkan.
 

-Built in IC Regulator   IC Regulator di pasang di dalam alternator.

-Perawatan yang lebih mudah

Memasang ataupun melepaskan rectifier,IC,Regulator dan lain lain menjadi lebih mudah.

         Perbandingan dengan alternator standar

=============================================================== 


                                                                Standar alternator           Small alternator

Keluaran                                                     70 A                          70A

Berat                                                           6,0 kg                       4,45kg ( lebih ringan 26% )

Ukuran  ( diameter luar rumah stator )    ф142/161mm            ф118/151 ( lebih kecil 17% )


Kecepatan maksimal yang di izinkan        12.000 rpm               18.000 rpm ( lebih tinggi 50%)

-Aliran udara  

Untuk meningkatkan pendinginan yang di perlukan pada alternator dengan keluaran yang besar ,fan yang biasanya di pasang di luar  telah di pasang di dalam dan di satukan dengan rotor . Aliran udara yang biasanya mengalir melalui rear end frame ke drive end frame, juga di rubah sehingga mengalir dari kedua sisi. Hal ini akan meningkatkan effisiensi pendinginan.

-Dudukan alternator

Dudukan alternator di rubah dari 2 menjadi satu.



BENTUK KOMPONEN

Penjelasan di bawah ini adalah perbedaan dengan alternator standar.

-Rotor

Fan di pasang pada kedua sisi rotor.

-End Frame

Untuk meningkatkan pendinginan, jumlah lubang pada kedua sisi frame di perbanyak 

Rectifier, rumah sikat, IC regulator dan lain-lain, di pasang di belakang rear end frame dan di ikat dengan skrup. Hal ini akan memudahkan perawatan.

-Stator
 Stator terdiri dari inti dan kumparan stator dan di satukan dengan drive end frame sehingga panas dapat di lepaskan melalui drive end frame.

-Rectifier 

Untuk mempercepat radiasi panas, di buat beberapa tonjolan pada permukaan rectifier. Rectifier untuk small alternator di uat menjadi satu . Bentuknya sederhana dan kompak karena terminal insulator juga di gunakan untuk hubungan ke dioda – diode.

-IC Regulator
IC Regulator yang digunakan adalah tipe M. Bagian dalam IC regulator terdiri dari hybrid  (IC yang terdiri dari monolithic IC).  Karena aplikasi monolithic ini, di dapatkan dari peningkatan ketahanan  pengisian.
Perbaikan system pengisian
3  diode
Resistor eksistasi awal
Relay lampu CHG
Resistor pendeteksi arus rotor
Perbaikan system pengisian ……………..perbaikan chargingperpormance dan fungsi peringatan.
Fungsi deteksi
Kumparan rotor putus (F)
Sensor regulator terlepas ( S )
Terminal B terlepas
Setiap kelainan akan di ikuti dengan menyalanya  lampu CHG. Hubungan suhu IC regulator tegangan  adalah seperti terlihat pada gambar di bawah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar